ASTS; Refleksi, Evaluasi & Perbaikan Pembelajaran
Bagi siswa, ASTS menjadi pengalaman penuh makna. Ada rasa lega, tetapi juga banyak tantangan yang harus dihadapi.
Arya (IX-B) mengaku ujian membuatnya belajar lebih giat. “Lega, senang sudah beres. Yang paling menantang IPA karena bahasanya susah. Saya menghadapinya dengan banyak membaca materi dan latihan soal. Strategi ini efektif karena mudah diingat,” katanya.
Parara Putri, menuturkan “Senang tapi agak deg-degan, takut nilainya tidak sesuai ekspektasi. Mata pelajaran paling menantang Matematika, IPA, dan Informatika. Saya belajar memahami dan menghafalkan rumus-rumus. Strategi saya menghafal jawaban esai, cukup efektif. Selain nilai, saya juga jadi lebih kenal dengan adik kelas dan kakak kelas,” ungkapnya.
Adelia Keysha, “Pelajaran yang menantang matematika, cara menghadapinya adalah dengan menghitung berkali-kali ,ber ulang - ulang agar menemukan jawaban yang benar”
Sahira Alkhusna, “semua mata pelajaran punya tantangan tersendiri, dan cara menghadapinya dengan cara cari tau materi apa yang belum dipahami lalu pelajari serta pahami materi tersebut secara rinci”, paparnya. Pelajaran yang dapat dipetik, tidak menunda sesuatu, lebih disiplin, jujur, dan selalu berdoa.
Dari refleksi ini, tampak bahwa siswa tidak hanya belajar akademik, tetapi juga nilai karakter seperti kejujuran, disiplin, fokus, dan tanggung jawab.
Refleksi Guru; Evaluasi Proses, Bukan Hanya Hasil
Erni Hardiyati, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia) menilai pelaksanaan ASTS sudah sesuai prosedur meskipun ada beberapa siswa berhalangan hadir karena sakit. “Instrumen soal sudah mencerminkan tujuan pembelajaran. Siswa mengerjakan dengan serius, menunjukkan sikap disiplin. Namun, hasil tes masih fluktuatif, sehingga remedial dan pengayaan wajib diagendakan,” ujarnya.
M. Nurdin Saputra (Informatika) menegaskan bahwa soal sudah sesuai kisi-kisi. “Siswa terlihat lebih siap dan antusias, meski ada juga yang mempersiapkan diri seadanya. Tetap perlu ada remedial dan pengayaan melalui remedial teaching,” katanya.
Muh Muizzuddin memberikan catatan detail. “Pelaksanaan ASTS sudah tertib, mulai dari jadwal, kehadiran guru pengawas, hingga pengumpulan soal. Instrumen soal sebagian besar sudah sesuai capaian pembelajaran, bahkan ada variasi soal HOTS. Respon siswa positif, tetapi masih ada perbedaan kesiapan belajar. Tindak lanjutnya harus dengan analisis butir soal, remedial, pembelajaran ulang materi esensial, hingga bimbingan khusus,” jelasnya.
Ismoyowati, S.Pd. menambahkan bahwa ASTS sudah berjalan sesuai prosedur. “Siswa mengerjakan soal dengan antusias. Harapannya ASTS ini bisa meningkatkan kualitas belajar siswa,” singkatnya.
Refleksi ASTS memberikan gambaran bahwa ujian bukan sekadar angka di rapor, melainkan pengalaman yang membentuk karakter dan memotivasi siswa. Sementara bagi guru, hasil ASTS menjadi dasar untuk menyempurnakan strategi mengajar dan menindaklanjuti dengan remedial maupun pengayaan.(adx)